Cara Kerja Sistem Pengisian ( Charging System ) Konvensional Pada Mobil

Charging system berfungsi untuk mengisi tegangan ke baterai dan komponen - komponen kelistrikan pada saat mesin hidup. Tegangan yang dihasilkan dari generator ( alternator ) yang terpasang di mesin mobil yang dihubungkan dengan pulley poros engkol. Dimana komponen ini merubah gaya mekanik menjadi energi listrik yang besaran outpunya tergantung dari kebutuhan setiap komponen listrik yang ingin disuplay.

 Baca juga : fungsi komponen - komponen sistem pengisian

Dengan adanya sistem pengisian pada mobil, maka kita tidak perlu mengecas baterai terlalu sering. Kecuali jika terjadi kerusakan pada sistem tersebut, maka tanda - tanda yang bisa kita lihat adalah baterai cepat ngedrop, bentuk baterai yang menggelmbung dan lain - lain.

Adapun kerusakan yang terjadi pada sistem pengisian yaitu :
a. Over Charging  ( kelebihan pengisian )
b. Discharging ( kekurangan pengsian )

Salah satu cara yang paling ,mudah untuk menemukan kerusakan pada sistem pengisian adalah kita paham bagaimana cara kerja sistem pengisian tersebut. Jika kita sudah paham cara kerjanya, maka ketika kita melakukan pengecekan tegangan pada setiap komponen yang ada akan menjadi mudah dengan mengikuti arah aliran arus ( Current Flow ).

Hal mendasar yang harus kita paham bahwa dalam sistem kerja pengisian terbagi menjadi 3 phase, yaitu kunci kontak ON mesin hidup, mesin hidup putaran rendah dan mesin hidup putaran tinggi.


1. KUNCI KONTAK ON MESIN MATI 
Pada kondisi ini posisi kunci kontak On dan Mesin masih dalam kondisi mati. Ciri - ciri untuk mengetahui sistem pengisian bekerja dengan baik pada posisi ini adalah :

a. Lampu Charging pada dasbord harus hidup ( menyala )
Ini bisa kita lihat dari tanda baterai yang ada pada dasbor mobil kita. Biasanya letaknya berdekatan dengan lampu - lampu indikator yang lain ( seperti lampu indikator oli, ABS, sabuk pengamanan )

b. Terjadi Kemagnetan Pada Alaternator
Ini bisa kita tes dengan menempelkan sebatang besi ke bagian pulley aternator. Perlu diingat bahwa kondisi alternator tidak berputar agar tidak berbahaya.

arah aliran arus sistem pengsian kunci kontak On mesin mati
Arah aliran arus sistem pengsian kunci kontak On mesin mati
 a. Arah aliran arus Lampu Pengisian Hidup / ON
Tegangan dari baterai  - melewati fuseblink ( sekering utama ) - masuk ke kunci kontak ( ignition switch ) - masuk ke sekering lampu charging - masuk ke lampu charging - ke terminal L ( lamp ) Regulator - Ke titik Kontak PO - menempel pada P1 - dan terhubung dengan massa ( - ). Maka lampu akan hidup.

b. Arah aliran arus Tejadi Kemagnetan Pada Alternator
Tegangan dari baterai - melewati fuseble link ( sekering utama ) - masuk ke kunci kontak (ignition switch ) - masuk ke sekering pengisian - masuk ke terminal IG regulator - ke titik  kontak PL1 - menempel pada PLo - Keluar ke terminal F regulator - masuk ke terminal F alternator - Ke roto Coil - keluar ke terminal E alternator - ke Massa (-). Sehingga kumparan rotor coil akan menjadi magent.


2. Mesin Hidup Putaran Rendah 
Pada kondisi ini, pengisian yang terjadi relatif besar, dalam artian output tegangan yang dikeluarkan oleh alternator standart sesuai dengan kebutuhan. Walaupun ini tidak mutlak, tetapi pada contoh gambar arah arus dibawah ini adalah alternator yang mengeluarkan tegangan yang standart. Selain tegangan yang standar, pada posisi ini lampu pengisian harus padam ( mati ) untuk menandakan sistem pengisian bekerja dengan baik.

Tegangan standara pengisian 13, 8 volt - 14, 8 Volt.
arah arus sistem pengisian mesin putaran rendah
Arah arus sistem pengisian mesin putaran rendah

a. Arah Arus Lampu Pengisian Mati
Tegangan dari baterai - masuk ke fusible link ( sekering utama ) - Masuk ke kunci Kontak ( igniton swith ) - masuk ke fuse lampu charging - masuk ke lampu charging - ke PO - menempel pada P2 ( bermuatan positif ). Maka lampu mati, karena terputus dari titik kontak P1 yang bermuatan negatif baterai.

b. Arah Arus Pengisian Standar di tegangan 13, 8 volt - 14,8 Volt
Tegangan dari baterai - masuk ke fusible link ( sekering utama ) - Masuk ke kunci Kontak ( igniton swith ) - masuk ke fuse pengisian - masuk ke terminal IG Regulator - PL1 dengan PL0 tidak bersatu - sehingga tegangan melawati resistor ( penghambar ) - keluar ke terminal F regulator - masuk ke terminal F alternator - ke rotor coil - keluar ke terminal E - ke massa. Putaran rotor akan membangkitkan tegangan pada stator coil dan mengeluarkan tegangan melalui terminal

  • B ( baterai ) yang mensuplai tegangan ke baterai dan komponen kelistrikan
  • N ( netral ) yang mesuplai tegangan ke voltage regulator yang berfungsi untuk menarik titik kontak PLO agar berpisah dengan titik kontak PL1.


3. Mesin Hidup Putaran Tinggi 
Pada kondisi ini tidak jauh berbeda dengan sistem kerja mesin hidup putaran rendah, dimana lampu charging tetap mati (off), namun  pengeluaran tegangan output relatif lebih kecil. Ini tejadi karena memang tegangan baterai sudah mencukupi.
sistem pengisian mesin hidup putaran tinggi
Sistem pengisian mesin hidup putaran tinggi
a. Arah arus tegangan Output Relatif Kecil
Terjadinya kemagnetan yang besar pada voltage regulator mengakibatkan titik kontak PLO menempel pada titik kontak PL2-  tegangan yang masuk dari terminal IG regulator akan masuk ke resistor ( penghambat ) - dan keluar sebagian kecil ke terminal F serta sebagian lagi terbuang ke massa melalui titik kontak PL2 yang terhubung langsung ke massa ( - ). Ketika tegangan yang mesuplay ke roto coil kecil, maka kemagnetan yang tejadi juga kecil. Kecilnya kemagnetaran pada rotor mengakibatkan output yang dikeluarkan juga kecil.


Singkatan - singkatan terminal pada sistem pengisian :
IG   : Ignition  / kunci kontak
N     : Netral / tegangan netral
F      : Field / kumparan
E     : Eart / massa ( negatif )
L     : Lamp / lampu pengisian
B     : Baterai / baterai

0 Response to " Cara Kerja Sistem Pengisian ( Charging System ) Konvensional Pada Mobil "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel